Hubungan Gelapku Dengan Mereka
"Reality is bitter, illusions is much less bitter. That's why."
Hembusan angin dingin malam menjamah kulitku dengan mesumnya.
Hingga badanku bergetar takluk.
Di padang rumput hampir membeku.
Tiba-tiba saja kurindu dengan "Orion's Belt".
Tak pikir panjang, langsung ku tengok langit yang perkasa.
Seketika itu pula penghilahatan ku langsung menuju mereka.
Kutatap mereka dengan penuh gairah pecinta yang menggebu-gebu.
Rasanya seperti jatuh cinta, namun tidak hambar seperti yang sebelum-sebelumnya.
Mereka pun membalas tatapanku seperti Layla menatap Qays dari kejauhan.
Mereka bertiga seakan berteriak kepadaku, "kami akan selalu berada disini!".
Dengan jaket musim dingin yang melekat, ku bersikap duduk sempurna, memandang sekitar.
Matahari mulai memperlihatkan sinar indahnya.
Sayangnya tidak semua ia perlihatkan, sepertinya ia malu.
Layaknya gadis yang tersipu malu ketika dipandang kekasih.
Namun juga tak mengurangi barang sedikitpun kecantikannya.
Sinar redup syahdu mu akan selalu mendapat tempat spesial di ranah privasi hatiku.
Terdengar pula lantunan-lantunan romantis.
Mereka mengecup indera pendengaranku dengan begitu mesra nya.
Lantunan-lantunan itu seakan menjadi Sufi-Sufi menari, melingkariku.
Juga menjadi Jannisaries yang rela mati demi menjaga Sultannya.
Harmonisasi sempurna.
Sembari menuju ajal cerita, kunikmati momen ini semua, seakan-akan Ia tak melihatku
Comments
Post a Comment