Lewat Sihir Pesona Indah Mu, Aku Pun Terlalu Cepat Tertawa

 Pesona itu datang di hari yang fitri.

Tuhan seakan mengizinkan dua unsur keindahan datang bersamaan, atas kasih sayang dan kerinduan Nya kepadaku.

Dari situ, aku terjun bebas kedalam jurang bermuatan unsur yang bisa memuliakan manusia sekaligus menghinakan manusia.

Pesona nya sangat memikat dan sangat asing bagi ku.

Keindahan alami nya seakan membuat rias wajah apapun malu untuk hinggap di wajah nya.

Namun didalam setiap keindahan memiliki rahasia, sama hal nya seperti tarian indah sufi yang memerlukan pertarungan ego yang mendalam sebelumnya.

Selama ini waktu kulalui bersamanya begitu cepat.

Seketika pula seakan roh Heidegger berbisik "sudahkah kau meng 'ada' dalam waktu?"

Bisikkan itu tak terlalu ku gubris.

Hari demi hari kulakukan apa yang menurutku layak dilakukan.

Dan aku pun tertawa!

Tindakan yang layak di cap "berani" dengan takaran standar hati yang kumiliki.

Hingga angin dari berabad-abad lalu bermuatan pesan berhembus ke relung jiwa ku.

"Suatu ketika ayam hutan sedang memburu mangsa, matanya tertuju pada semut, segara paruh sang ayam mencucuk salah satu kaki semut itu. Ketika hampir menelannya, sang semut tertawa dan berteriak. 'Ayam hutan, tertawalah seperti aku kalau kamu bisa!'".

"Ayam itu terkejut dan merasa tertantang, lekas ia dengan cepat membuka paruhnya dan tertawa, lalu berkata: 'sekaranglah giliranku tertawa, bukan kamu semut!'".

Pada saat itu juga sang semut itu melarikan diri dari jepitan paruh sang ayam."

Oh Majnun sungguh kau memiliki jiwa pecinta!.

Nietzsche pernah berkata :

"There is always some madness in love, but there is also always some reason in madness"

Majnun jika kau memang benar ada, kutitipkan pesan lintas waktu diatas kepada angin.

Kepada angin, izinkan pesan hembusan lembut tersebut menemani Majnun agar ia tetap khusyuk dimabuk aroma anggur Layla nya.

Kepada dunia, terimakasih atas segala kerancuan yang kau berikan, tapi maaf, sekarang rasakan kerancuanku.

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Mungkin Cinta Tuhan Bisa Melepaskanmu Pergi

Derita

Perjalanan Menuju Ketidaktahuan