Bagaimana Mungkin Cinta Tuhan Bisa Melepaskanmu Pergi
Sebagian besar orang tidak peduli pada dunia lain disana.
Mereka tinggalkan semua hati mereka di dunia ini.
Beberapa orang datang untuk melahap roti Tuhan, sementara sebagian yang lain hanya melihat roti itu.
Mereka mempelajari kata-kata ini untuk kemudian mereka jual kepada orang awam.
Kata-kata ini laksana mempelai perempuan yang cantik.
Jika seorang pelayan cantik dibeli untuk kemudian dijual kembali, bagaimana mungkin pembeli itu bisa mengikat hatinya kepada pelayan cantik itu?
Pedagang yang hanya senang menjual adalah pedagang yang impoten.
Ia membeli seorang gadis untuk dijual kembali dan ia tidak memiliki kelelakian dan kejantanan untuk membeli perempuan itu untuk dirinya sendiri.
Jika sebuah busur perkasa Pahlevi jatuh ke tangan seorang banci, maka ia akan mengambilnya dengan tujuan untuk menjualnya, karena lengan yang ia punya tak cukup mampu untuk menarik busur berharga itu.
Ia menginginkan busur perkasa itu karena harga tali senarnya, sementara ia bahkan tak memiliki kemampuan menariknya.
Ia cinta pada busur itu hanya karena sesuatu yang melekat pada barang itu.
Ketika banci ini menjualnya, ia akan menukarnya dengan pemerah-biru pipi.
Apalagi yang ingin ia beli selain dari pemerah-biru pipi itu?
Kata-kata ini tidak akan mudah dipahami! Ingat, jangan kamu katakan: "Aku sudah mengerti."
Karena semakin kamu mengerti dan memahami kata-kata itu, kamu akan semakin jauh dari pemahaman yang sesungguhnya.
Ketika kamu merasa sudah memahami hal itu, berarti kamu belum memahaminya.
Kamu harus bisa melepaskan diri dari pemahaman itu sehingga kamu akan mendapatkan sesuatu yang lain.
Kamu berkata: "Aku telah memenuhi kantong kulit dombaku dengan air laut, tetapi laut itu terlalu luas untuk dimasukkan ke dalam kantong kulit dombaku ini."
Itu tidak mungkin.
Yang benar adalah jika kamu berkata: "Kantong kulit dombaku terjatuh dan hilang di dalam laut."
Itu baru sempurna, itulah akar materinya.
Akal akan sangat berguna dan dibutuhkan ketika ia membawamu ke hadapan pintu-Nya.
Ketika kamu sudah sampai di depan pintu-Nya, kamu harus meninggalkan akal.
Karena pada saat ini, akal akan membahayakanmu, ia adalah pemutus jalanmu.
Jika kamu sudah sampai di hadapan Raja, serahkan dirimu kepada-Nya tanpa harus bertanya bagaimana dan mengapa.
Misalnya pula akal sangat dibutuhkan bagi orang yang sedang sakit, karena akal yang membawanya ke dokter.
Ketika orang itu sudah berada di tangan dokter, maka akal tidak dibutuhkan lagi.
Orang sakit itu harus memasrahkan dirinya pada nasehat-nasehat dokter.
Ataupun juga...
Ketika teman-temanmu mendengar jeritan tangis cintamu kepada Tuhan, saat mereka datang kepadamu, kamu akan tahu mana temanmu yang memiliki substansi sejati dalam dirinya dan mana yang memiliki jiwa yang peka.
Fihi Ma Fihi, "Bagaimana Mungkin Cinta Tuhan Bisa Melepaskanmu Pergi".
Ketika teman-temanmu mendengar jeritan tangis cintamu kepada Tuhan, saat mereka datang kepadamu, kamu akan tahu mana temanmu yang memiliki substansi sejati dalam dirinya dan mana yang memiliki jiwa yang peka.
Fihi Ma Fihi, "Bagaimana Mungkin Cinta Tuhan Bisa Melepaskanmu Pergi".
Comments
Post a Comment