Posts

Showing posts from December, 2020

Perjalanan Menuju Ketidaktahuan

Aku duduk di sebuah kursi kereta Menikmati perjalanan ditemani kedua sahabat dekat Wahai pembaca, kami tidak sendiri Individu-individu lain turut menampilkan eksistensi nya Di kursi-kursi itu, mereka duduk dengan khidmat sembari memainkan peran utama dalam teater kehidupannya masing-masing Berbeda dengan mereka, entah mengapa kami merasa dalam satu teater yang sama, entah mengapa Kereta meluncur cepat bagai peluru yang menerobos lalu lintas angin berlawanan Pramusaji secara misterius datang menuju kursi kami, menawarkan beberapa opsi minuman Kedua sahabatku memesan segelas teh mint hangat dan anggur dingin, aku? Dahaga belum menyerang benteng kerongkonganku. Tak ada yang kupesan Sembari menunggu minuman datang, kedua sahabatku silih berganti bercerita kepadaku tentang kehidupan Dalam cerita-cerita tersebut mereka berupaya memeras kain basah ironi demi menampung air-air perasan maknawi Tak lama minuman yang dipesan datang, segera mereka meneguk habis tanpa setitik keraguan Se...

Lewat Sihir Pesona Indah Mu, Aku Pun Terlalu Cepat Tertawa

 Pesona itu datang di hari yang fitri. Tuhan seakan mengizinkan dua unsur keindahan datang bersamaan, atas kasih sayang dan kerinduan Nya kepadaku. Dari situ, aku terjun bebas kedalam jurang bermuatan unsur yang bisa memuliakan manusia sekaligus menghinakan manusia. Pesona nya sangat memikat dan sangat asing bagi ku. Keindahan alami nya seakan membuat rias wajah apapun malu untuk hinggap di wajah nya. Namun didalam setiap keindahan memiliki rahasia, sama hal nya seperti tarian indah sufi yang memerlukan pertarungan ego yang mendalam sebelumnya. Selama ini waktu kulalui bersamanya begitu cepat. Seketika pula seakan roh Heidegger berbisik "sudahkah kau meng 'ada' dalam waktu?" Bisikkan itu tak terlalu ku gubris. Hari demi hari kulakukan apa yang menurutku layak dilakukan. Dan aku pun tertawa! Tindakan yang layak di cap "berani" dengan takaran standar hati yang kumiliki. Hingga angin dari berabad-abad lalu bermuatan pesan berhembus ke rel...

Derita

" Sesungguhnya ujian yang sebenarnya adalah ketika kau merasa benar- benar hampir tidak mampu menghadapinya, jika kau merasa sebaliknya itu bukanlah ujian yang sesungguhnya". Korbankan lah harga diri mu lagi dan lagi hingga kau melebur dengan keikhlasan. Jangan kau bosan dengan derita Sang guru berkata, kau harus tetap menghancurkan hati mu hingga hati itu terbuka. Jadikanlah pengorbanan dan derita sebagai sahabat mu demi mencapai keagungan spritual bernama ikhlas. Pengorbanan dan derita seperti hal nya rumah baru yang ditinggali, butuh waktu bagi kau untuk terbiasa melintasi pekat nya malam dengan tidur yang nyenyak. Jadikanlah rumah mu selayaknya dan sewajarnya rumah yang menghadirkan perasaan aman. Hingga pengorbanan dan derita mu menjadi seindah-indah nya pengorbanan dan derita.

Melebur Dalam Ironi

  Jika kau cermati   Pernahkah kau menghabiskan hari mu yang monoton itu tanpa tawa? Jika kau berani tuk melihat Setidaknya satu kali kau gagal meraih ekspektasi yang timbul derita dalam hari-hari mu. Jika kau meluangkan waktu menyelami lebih dalam lagi Adakah humor di dunia ini tanpa keikutsertaan ironi barang satu saja? Jika kau berani sekali lagi tuk melihat Sadarkah kau penderitaan dan tawa hidup dalam rumah yang sama? Bahkan mereka berpelukan! Kumohon pada engkau jangan sampai terjebak! Ingatlah, kata Amor Fati dan Manusia Super sempat keluar dari mulut yang sama! Tertawalah secukupnya. Menderitalah secukupnya. Meleburlah dalam ironi. Lakukan itu dengan serendah-rendahnya hati.

Analogi Sang Kekasih

 " Akal adalah sesuatu yang terus menerus berproses, siang dan malam, terus berpikir, dan bekerja keras untuk memahami Sang Kekasih, meskipun Ia tidak bisa untuk dipahami" Akal itu laksana kupu-kupu dan Kekasih bagaikan sebatang lilin nya. Kapan pun kupu-kupu itu terjebak dalam lilin,  ia akan lebur dan hancur. Meskipun kupu-kupu harus merasa panas dan terbakar karenanya, ia tetap membutuhkan lilin itu. Jika ada hewan lain seperti kupu-kupu yang tidak mampu terbang dari cahaya lilin , itu bukan merupakan sebuah perbandingan, tapi hewan tersebut pasti kupu-kupu itu sendiri. Namun, jika kupu-kupu melemparkan dirinya ke dalam cahaya lilin dan tidak terbakar, tentu itu bukanlah sebuah lilin. Fihi Ma Fihi, " Tujuan Satu-Satunya".