Menjadi Mayoritas

 The urge to save humanity is almost always a false front for the urge to rule. -H.L Mencken


Sengaja aku meluangkan waktu untuk bersyukur telah terlahir menjadi bagian daripada golongan pencinta damai.

Tanah kelahiranku begitu berwarna, meski disesaki oleh golongan pencinta damai, pula juga ada golongan berbaik hati yang memiliki satu tujuan mulia yang sama.

Namun layaknya golongan yang merasa superior, demikian memicu sifat buruk alamiah manusia di tengah segala keterbatasannya. Sombong.

Oknum? Ya memang. Begitu sedemikian klise.

Apa sebutan yang cocok bagi mereka? "pseudo-peace" kiranya.

"Ledakan demi ledakan" pseudo-peace terjadi begitu dramatis di tanah kelahiran.

Aksi dan ancaman mereka begitu halus dan mengerikan bagaikan hantu perempuan yang menyeringai di kegelapan.

Hiruk pikuk golongan sebelah begitu menyayat hati, namun tak mengapa, aku tahu engkau semua memiliki hati yang baik.

Mungkin, selama tetap eksis, disparitas pendidikan akan menjadi dan akan selalu menjadi kutukan dan beban berat bagi mayoritas.

Apa implikasi nya?

Ingat ilusi Müller-Lyer?

Namun aku tak menyalahkan siapapun, bijak kiranya berpikir bahwa mungkin aku juga terjebak ilusi.

Sekarang, cepat berikan aku sebongkah cermin!

Comments

Popular posts from this blog

Bagaimana Mungkin Cinta Tuhan Bisa Melepaskanmu Pergi

Derita

Perjalanan Menuju Ketidaktahuan